Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menaburkan kenikmatan dan kasih sayang-Nya kepada setiap insan yang ada di pelataran bumi ini. Walaupun kita sering berbuat maksiat kepada-Nya, tetapi Allah tetap saja mencurahkan kasih sayang-Nya. Sesungguhnya kasih sayang Allah lebih besar daripada kemurkaan-Nya. Oleh karena itu, sebagai hamba-hamba-Nya yang beriman, sudah sepatutnya kita memuja dan memuji-Nya sebagai tanda rasa syukur kepada-Nya
Selanjutnya, kepada Nabi dan Rasul, Muhammad bin Abdullah mari kita bersholawat kepadanya. Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin ‘abdika wanabiyyika warasuulikannabiyyil ummiyyi. (Ya Allah berikanlah sholawat kepada nabi Muhammad sebagai nabi-Mu, dan rasul-Mu, nabi yang ummi). Mudah-mudahan kita termasuk umat-Nya yang terbaik (Khoirul ummah) yang akan mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir nanti. Aamiin...!!!
Wahai saudaraku! Apakah antum termasuk aktivis dakwah? Ya, ana yakin antum adalah aktivis dakwah. Antum telah memilih jalan dakwah sebagai aktivitas kehidupan antum, selain kuliah dan lainnya, namun, sebenarnya antum juga sudah termasuk sebagai aktivis sosial, aktivis lingkungan, aktivis pendidikan, aktivis kesehatan, aktivis..., aktivis..., yang pastilah antum adalah orang yang berbuat kebaikkan dan mengajak atau menyeru kepada kebaikan dan menolak berbuat kemungkaran dan kemaksiatan. Apapun yang antum lakukan, tidak keluar dari koridor kebaikkan. Nah, karena antum adalah aktivis dakwah, mari kita renungkan kata-kata di bawah ini untuk mengetahuai sejauh mana kondisi kita sebenarnya. Tanyakan pada hati nuranimu!!!
Sudah benarkah niatmu terjun ke dunia dakwah ini?
Ini pertanyan penting yang harus dijawab oleh kita semua. Niat merupakan tolak ukur diterima atau tidaknya sebuah amal manusia. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw:
Sesungguhnya, diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijjrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang hendak dinikahinya maka ia akan mendapatkan apa yang ia tuju.
Hadist di atas sudah jelas tentang urgensi sebuah niat. Maka ana mengajak kepada saudara-saudariku untuk meluruskan niat. Jangan pernah terbesit pada diri antum bahwa bergabungnya antum di jalan dakwah ini karena dunia yang dikejar atau wanita yang diinginkan. Mari ber-ikhtimam bahwa dakwah adalah jalan hidupku untuk menegakkan al-Islam di muka bumi ini.
Apakah Antum merasa rugi terjun ke dunia dakwah ini?
Kata “Rugi” merupakan kata yang selalu dihindari oleh setiap manusia. Manusia selalu ingin mendapatkan keuntungan dan tidak mau pada kerugian. Aktivis-aktivis dakwah sering kali mengeluh dan menyalahkan dakwah sehinga akhirnya keluar dari jalan dakwah ini (insilakh). Keluhan-keluhan itu terkait banyaknya rupiah pribadi yang terkuras untuk keperluan dakwah, seperti fotokopi ini, fotokopi itu, infak wajib ini, infak wajib itu, konstribusi ini, konstribusi itu, dan lain-lain. Sehingga kadang kala dana bulanan yang dikirim orang tua tercinta lebih banyak dipakai untuk keperluan dakwah daripada keperluan pribadi dan kuliah (bagi mahasiswa). Selain itu, sebagai mahasiswa kita dituntut belajar dengan baik untuk memenuhi harapan diri fdan orang tua. Aktivis dakwah, seringkali mengalahkan dakwah ketika nilai UTS/UAS/kuis kecil, nilai IPK turun, tidak diperbolehkan masuk karena telat oleh dosen, dll.Ucapan yang sering terdengar yaitu, karena dakwahlah nilaiku kecil, gara-gara jadi panitia taujih aku tidak bisa masuk kuliah, dan masih banyak lagi pernyataan-pernyataan yang sering terdengar.
Akhi wa ukhti...! dakwah memang butuh pengorbanan dan hal ini telah dialami oleh pendahulu-pendahulu kita yang tidak hanya mengorbankan harta benda, tetapi nyawa sekalipun. Percayalah apapun yang antum berikan kepada dakwah ini, akan bernilai jual di hadapan Allah sehingga akhirnya Allah akan membelinya dengan kenikmatan yang luar biasa, yakni jannah-Nya.
Sebagai aktivis dakwah, apakah aku telah melaksanakan amalan harian?
Akhi wa ukhti yang rindu akan surga-Nya...! Sebagai aktivis dakwah tentu kamu mempunyai kekuatan rohani, seorang aktivis akan senantiasa membekali diri dengan aktivitas-aktivitas ibadah harian, baik secara kuantitas, maupun kuliahnya. Ia tidak boleh lengah untuk terus memantau kondisi jiwanya karena hawa nafsu yang ada pada diri manusia selalu menyuruh pada keburukan dan godaan setan sangat banyak dan gencar.
Orang yang bijak adalah oarang yang dapat menundukkan hawa nafsunya dan berbuat untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan akan mendapatkan kebaikan dari Allah.
Di antara pesan Umar bin Khotab r.a. berbunyi: lakukanlah muhasabah terhadap dirimu sebelum kamu menghadapi hisab (di akhirat), timbanglah kebaikan dan keburukan yang ada pada dirimu sebelum kamu berhadapan dengan mizan (timbangan akhirat) dan bersiplah untuk pengadilan tertinggi.
Saudaraku yang cinta kepada Allah dan rasul-Nya...!
Di tengah kondisi kehidupan yang carut-marut sekarang, maka seorang aktivis dakwah harus membentengi diri agar tetap tegar dalam menghadapi jalan menuju ridho Allah swt. Dan agar ada kesiapan untuk memerangi arus jahiliyah yang sangat gencar di setiap lini kehidupan.
Bagaimana “membentengi diri”? Jawabanya adalah lakukan ibadah harian secara rutin dan senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Ibadah-ibdah harian yang dapat dilakukan seperti qiyamullail, shoum, tilawah Quran, ma’tsurat, sholat tepat waktu, infak, dll. Kadang kala ibadah-ibadah harian itu sering terlupakan oleh aktivis dakwah. Dengan dalih sibuk melakukan aktivitas dakwah, mereka merasa mempunyai hak untuk meninggalkan dhuha, qiyamullail, dzikir ma’tsurat, dan lain-lain atau menguarangi intensitasnya. Padahal Hasan al Banna memberikan nasihat kepada kita;
“maka seseorang tidak dibenarkan meninggalkan kewajiban-kewajiban individu (ibadah) dengan alasan sibuk melaksanakan kewajiban sosial. Juga sebaliknya seseorang tidak dibenarkan meninggalkan kewajiban-kewajiban sosial dengan alasan sibuk melaksanakan kewajiban individu, sibuk beribadah, dan berhubungan dengan Allah swt.
Menurut Satria Hadi Lubis, alasan inilah yang mungkin membuat rata-rata tingkat membaca al Quran para ikhwah tidak lebih dari setengah juz setiap harinya. Padahal manhaj tarbiyah mengajarkan kita menimal satu juz setiap harinya. Begitupun pada jenis ibadah lain seperti ma’tsurat, misalnya. Manhaj tarbiyah menghendaki agar ikhwah membaca dzikir tersebut minimal satu kali dalam sehari, tapi kenyataannya tidak banyak ikhwah yang melakukannya. Belum lagi ibadah lain yang sulit dilakukan, yakni qiyamul lail (sholat malam).
Ketahuilah Ya Saudaraku...! Qiyamullail adalah madrasah ruhiyah “sarana pembekalan” yang tiada banding, motor keimanan yang tidak tertandingi dan menjadi kebutuhan pokok. Ini sesuai dengan firman_Nya:
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adaalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (Q.S Al Muzammil: 6)
Sekarang jawablah pertanyan berikut:
Apakah di malam-malam yang telah berlalu, kamu telah melakukan qiyamullail sebagai nilai tambah agar Allah SWT mengangkat kamu pada tempat terpuji? Ataukah malam-malam itu kamu habiskan hanya untuk tidur? Padahal saat itu Allah yang Maha Agung turun ke bumi dan berseru, “Siapa yang memohon ampun niscaya Aku ampuni. Siapa yang berdoa niscaya Aku kabulkan. Siapa yang meminta niscaya Aku beri.”
Masuklah kamu dalam golongan orang-orang yang disebutkan Allah swt dalam firman-Nya
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya, dengan rasa takut dan harap, dan mereka menfkah sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka.” (Q.S. As Sajdah: 16)
“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.”(Q.S Adz Dzariyat: 17)
“Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. Az Zumar: 9)
Ath Thabrani meriwayatkan dalam al Kabir, dari Salman Al Farisi ra., ia berkata bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
“Hendaklah kamu melakukan qiyamullail karena itu merupakan perilaku orang-orang shalih sebelummu sebagai sarana mendekatkan sdiri kepada Tuhanmu, penghapus kesalahan, pencegah dari melakukan dosa dan pengusir penyakit dati tubuh.”
Ketika kamu berada di jalanan atau di tengah masyarakat, apakah kamu melakukan muraqabatullah (merasa selalu diawasi oleh Allah swt)?
Pernahkah ketika pandangan matamu tertuju pada hal-hal yang diharamkan, kamu tundukkan pandnaganmu dan beristighfar, karena kamu tahu bahwa pandanagn p[ertama dibolehkan, sedangkan pandangan kedua dan seterusnya tidak diperbolehkan dan bahwa pandangan adlah ibarat anak panah iblis.
Pernahkah ketika seorang wqnita cantik lagi berpangkat menggodamu (berbuat zina, berbonccengan dalam kendaraan motor, atau jalan berdua atau mengobrol berdua yang bukan muhrim) lalu kamu menolaknya seraya berkata,
“Aku takut kepada Allah” dan kamu bergumam “wahai tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripada tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk ( memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”(Q.S. (yusuf: 33)
Apakah antum menyediakan waktu untuk menambah ilmu dan wawasan tentang pengetahuan islam dan umum?
Di tengah arus globalisasi sekarang seorang aktivis dakwah tidak boleh mengabaikan ilmu-ilmu kekinian. Jangan pernah bangga dengan ilmu yang sudah didapatkan, tetapi kita selalu untuk mencari ilmu karena dengan ilmulah kita dapoat melakukan dakwah ini secara baik.
Terakhir, pernahkah kamu merenung tentang kebutuhan tubuhnu agar tubuhmu kuat dan mampu menempuh perjalanan jauh dan menanggung beban jihad yang berat?
Kamu harus paham bahwa orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah. Apakah antum sering berolahraga pagiu walaupun hanya 5 menit atau 10 menit? Apakah antum menjaga tubuh antum dengan makanan yang bergizi? Apakah tubuh antum sudah terhindar dari hal-hal yang merusak tubuh antum, seperti merokok, minum kopio, dan lain sebagainya. Saudaraku ketahuilah bahwa kamu harus mempersiapkan diri aghar sqqanggup menjadi seorang prajurit muslim, dengan segala konekuensinya.
Semoga Allah senantiasa melindungi orang-orang shalih dan membimbimg kita ke jalan yang benar. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
* dikutip sebagian besar dati buku Fathi Yakan dan Satria Hadi Lubis
Eka Kurniawan
Ketua Umum Fosi
Sabtu, 08 Maret 2008
Jumat, 07 Maret 2008
launching blog Fosi
Alhamdulillah wa syukurillah bersyukur pada-Mu ya Allah.....
Akhirnya blog Fosi terdaftar juga... Isinya masih ala kadarnya sih, maklum yo... baru dibuat, darurat, di hari jumat coz launchingnya hari Ahad... hehe^_^ ga papa ya??? InsyaAllah blognya bakal terus di-up date sesering mungkin.aamiin. Jangan lupa kunjungi blog ini kalau antum wa antunna lagi ngenet. Oh ya, yang punya karya n mo di-posting di sini silakan aja hubungi Bidang Syiar Fosi 2008.
Hamasah!!!! ALLAHU AKBAR!!!
Langganan:
Postingan (Atom)